Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Bogor mencapai angka yang memprihatinkan, sebesar 9,39% pada tahun 2023. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sekitar 50.193 orang dari total angkatan kerja 534.532 orang yang saat ini sedang menganggur dan aktif mencari pekerjaan. Kondisi ini menggambarkan tantangan serius yang dihadapi Kota Bogor, terutama dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup untuk menampung jumlah angkatan kerja yang terus bertambah setiap tahunnya.
Masalah pengangguran ini bukanlah masalah yang bisa diatasi secara instan. Berbagai faktor berkontribusi pada tingginya angka pengangguran di Kota Bogor, termasuk rendahnya kesempatan kerja, rendahnya tingkat pendidikan, pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi, dan bahkan pola konsumsi masyarakat yang tidak produktif. Untuk benar-benar mengatasi permasalahan ini, diperlukan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan. Di sinilah peran pasangan Atang Trisnanto dan Annida Allivia, yang memiliki visi besar untuk mengentaskan pengangguran melalui berbagai program inovatif, menjadi sangat relevan.
Akar Masalah Pengangguran di Kota Bogor
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yudho Ar Rihan Adipratomo, Manuntun Parulian Hutagaol, dan Dahri Tanjung dari Institut Pertanian Bogor, tingginya angka pengangguran di Jawa Barat, termasuk Kota Bogor, disebabkan oleh beberapa faktor mendasar. Pertama, rendahnya kesempatan kerja yang ada tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja yang terus bertambah. Banyak perusahaan atau sektor industri yang tidak mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini diperparah oleh fenomena commuter, di mana sekitar 200 ribu pekerja asal Kota Bogor harus pergi ke Jakarta dan wilayah Jadetabek lainnya untuk mencari nafkah, sebuah tren yang secara tidak langsung mengurangi kesempatan kerja lokal.
Kedua, tingkat pendidikan yang rendah juga menjadi salah satu faktor utama penyebab pengangguran. Banyak tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan atau kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja modern, sehingga mereka kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini semakin diperburuk oleh pola konsumsi masyarakat yang cenderung tidak produktif, yang menyebabkan rendahnya daya beli dan pertumbuhan ekonomi lokal.
Ketiga, pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi juga menambah beban di pasar tenaga kerja. Setiap tahun, jumlah angkatan kerja baru terus bertambah, tetapi tanpa adanya lapangan kerja yang cukup untuk menyerap tenaga kerja tersebut, angka pengangguran akan terus meningkat.
Solusi dan Program Kerja Atang Trisnanto dan Annida Allivia
Pasangan Atang Trisnanto dan Annida Allivia datang dengan gagasan dan komitmen kuat untuk mengatasi permasalahan pengangguran di Kota Bogor. Visi mereka adalah menciptakan 40.000 lapangan kerja baru di Kota Bogor, yang tidak hanya akan mengurangi angka pengangguran, tetapi juga mengurangi ketergantungan warga Kota Bogor yang harus bekerja di luar kota. Berikut adalah lima program unggulan yang mereka usung:
1. Bogor Bekerja: Pelatihan dan Inkubator Bisnis untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja
Salah satu solusi paling strategis yang ditawarkan oleh Atang Trisnanto dan Annida Allivia adalah program Bogor Bekerja. Program ini berfokus pada penciptaan 40.000 lapangan kerja baru melalui pelatihan dan sertifikasi keterampilan, inkubator bisnis, pendampingan bisnis, serta promosi produk UMKM lokal. Dengan memberikan pelatihan kepada para pencari kerja dan mendukung pertumbuhan bisnis lokal, program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memasuki dunia kerja, baik sebagai pekerja maupun sebagai pengusaha.
Bagi Atang, jika 40.000 lapangan kerja ini berhasil terwujud, maka akan ada kontribusi signifikan dalam mengurangi jumlah warga Bogor yang harus bekerja di luar kota. Asumsinya, jika setiap lapangan kerja tersebut mempekerjakan minimal lima orang, maka masalah 200 ribu warga Bogor yang mencari nafkah di Jakarta dan sekitarnya akan mulai teratasi.
2. Bogor Ekonomi Kreatif: Mengembangkan Startup dan Ekosistem Kreatif
Bagi mereka yang tidak menyukai pekerjaan formal atau kantoran, pasangan Atang dan Annida menawarkan program Bogor Ekonomi Kreatif. Inisiatif ini mencakup hibah startup senilai Rp10 miliar per tahun serta pengembangan 10 Creative Hub dan Co-Working Space di Kota Bogor. Program ini dirancang untuk mendorong lahirnya lebih banyak startup dan usaha kreatif yang akan menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus menjadikan Kota Bogor sebagai pusat inovasi dan teknologi yang unggul di Indonesia.
Ekonomi kreatif bukan hanya tentang seni dan budaya, tetapi juga tentang bagaimana memanfaatkan kreativitas untuk menghasilkan nilai ekonomi. Program hibah ini bertujuan untuk memberikan modal awal kepada startup lokal agar mereka bisa berkembang dan berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja di Bogor.
3. Ruang UMKM: Menyulap Kawasan Niaga untuk Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Program Ruang UMKM juga menjadi solusi penting dalam menciptakan lapangan kerja. Dengan menyulap kawasan niaga di lokasi-lokasi strategis, program ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Menurut Atang, Ruang UMKM akan menjadi jembatan penghubung antara tradisi dan modernitas, serta antara pelaku usaha dan konsumen. Infrastruktur yang memadai dan aksesibilitas yang tinggi diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengusaha lokal untuk tumbuh dan berkembang.
Dengan memberikan ruang yang lebih besar bagi UMKM untuk beroperasi, program ini akan membantu menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Kota Bogor.
4. 68 Area Sadaya Unggulan: Destinasi Wisata sebagai Penggerak Ekonomi
Selain fokus pada sektor bisnis dan UMKM, Atang dan Annida juga melihat potensi besar dalam sektor pariwisata. Program 68 Area Sadaya Unggulan bertujuan untuk menciptakan destinasi wisata di setiap wilayah kecamatan di Kota Bogor. Dengan mengembangkan potensi wisata lokal, program ini tidak hanya akan menarik wisatawan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Atang percaya bahwa setiap wilayah di Kota Bogor memiliki sesuatu yang unik untuk ditawarkan, dan melalui program ini, potensi tersebut akan dimaksimalkan.
5. Wisata Pekarangan: Mengubah Pekarangan Rumah Menjadi Sumber Penghasilan
Salah satu program yang paling inovatif adalah Wisata Pekarangan, yang bertujuan untuk mengubah pekarangan-pekarangan rumah warga menjadi destinasi wisata yang menarik dan edukatif. Dengan memanfaatkan lahan pekarangan secara kreatif, warga Bogor dapat menciptakan ruang hijau produktif sekaligus mendapatkan sumber penghasilan tambahan. Program ini tidak hanya akan meningkatkan ekonomi keluarga, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan sehat.
Kesimpulan
Tingginya angka pengangguran di Kota Bogor merupakan masalah serius yang membutuhkan solusi komprehensif. Dengan program-program unggulan yang dirancang oleh pasangan Atang Trisnanto dan Annida Allivia, ada harapan besar untuk mengatasi permasalahan ini. Program seperti Bogor Bekerja, Bogor Ekonomi Kreatif, Ruang UMKM, 68 Area Sadaya Unggulan, dan Wisata Pekarangan tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jika program-program ini diterapkan dengan baik, Kota Bogor dapat menjadi contoh sukses bagaimana sebuah kota bisa mengatasi pengangguran melalui inovasi, kerja sama, dan komitmen yang kuat untuk menciptakan perubahan. Tantangan ada di depan mata, tetapi dengan visi dan aksi nyata, masa depan Kota Bogor bisa menjadi lebih cerah.
Dedi Mulyono
Anggota DPRD Kota Bogor 2024-2029
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
Views: 170
COMMENTS