Belum adanya perhatian nyata dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terhadap fasilitas umum rumah ibadah di Kota Bogor selama masa pandemi COVID-19 ini, menjadi perhatian dan sorotan DPRD Kota Bogor. Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto mengatakan, Pemkot Bogor harus mengalokasikan anggaran khusus untuk membantu dan memperhatikan rumah ibadah, karena rumah ibadah salah satu sektor yang terdampak.
“Rumah ibadah itu seperti contohnya masjid, harus mendapatkan perhatian. Pemkot harus mengalokasikan anggaran untuk membantu mereka. Sejak masjid dibuka dengan penerapan Prokes ketat dan jumlah jemaah dibatasi, maka kebutuhan pengelolaan masjid itupun pasti besar. Nah, Pemkot harus segera turun tangan membantu rumah ibadah tersebut,” ucap Atang ketika ditemui pakuanraya.com, Rabu (17/3/2021).
Lanjut Atang, anggaran yang dikeluarkan pihak pengelola rumah ibadah sangat bervariasi. Contohnya untuk membayar kebutuhan rutin bulanan seperti membayar air PDAM dan membayar listrik PLN. Politisi PKS itu menegaskan, pihak Pemkot Bogor harus segera mengeluarkan anggaran untuk membantu kebutuhan di rumah ibadah.
Misalkan dengan memanggil Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor untuk menggratiskan pembayaran air di rumah ibadah selama masa pandemi COVID-19 ini, termasuk soal PLN juga, Pemkot bisa membuka ruang komunikasi dan bekerjasama dengan PLN menyangkut pembayaran listrik di rumah ibadah.
“Selain itu, anggaran dana hibah juga tersedia untuk rumah ibadah. Saya meminta Pemkot Bogor untuk terus mengalokasikan bantuan ke masjid-masjid di Kota Bogor. Mereka butuh bantuan dan perhatian selama pandemi ini,” tegasnya.
Karena, tambah Atang, rumah ibadah sangat penting dalam meningkatkan imunitas. Sebagai tempat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memanjatkan doa agar pandemi COVID-19 ini segera usai dan Kota Bogor terbebas dari COVID-19. “Saya rasa anggaran yang ada bisa dialokasikan untuk membantu kebutuhan rumah-rumah ibadah, agar para pengelola rumah ibadah maupun para pekerja agama mendapat bantuan,” jelasnya.
Sebelumnya, para pengurus rumah ibadah masjid di Kota Bogor mengungkapkan bahwa belum ada perhatian dan bantuan dari Pemkot Bogor selama masa pandemi COVID-19 ini. “Selama pandemi covid-19 ini, biaya pengeluaran masjid besar, dari mulai alat-alat Prokes maupun pembayaran air PDAM dan Listrik. Sedangkan pemasukan dari infaq sodaqoh turun drastis karena masjid sempat ditutup dan dikurangi jemaahnya ketika dibuka. Perhatian dan bantuan dari Pemkot Bogor juga belum ada,” ungkap Ketua DKM Masjid Baitur Ridwan, Jalan KH Abdullah Bin Nuh, H. Firman Sidik Halim.
Sejak pandemi COVID-19, memang Masjid Baitur Ridwan satu satunya masjid di Kota Bogor yang menerapkan Prokes sangat ketat kepada para jemaahnya. Hal itu dilakukan untuk kenyamanan dan keamanan para jemaah serta membantu pemerintah dalam upaya menghentikan penyebaran COVID-19. Firman menyebut, setiap bulan hanya mendapatkan pemasukan infaq Rp2 juta, sedangkan pengeluaran setiap bulannya sekitar Rp40 juta hingga Rp50 juta. Kondisi sekarang walaupun sudah mulai normal masjid dibuka dan jumlah jemaah dibatasi, kebutuhan masih minus sekitar 40 persen.
“Kami berharap adanya perhatian nyata dan kepedulian kepada masjid dari Pemkot Bogor, semisal bantuan bantuan untuk dana operasional dan lainnya. Selama setahun pandemi ini, hanya pernah satu kali mendapat bantuan disinfektan dari Wakil Walikota ketika Walikota berkunjung ke masjid ini. Pemkot Bogor harus menyadari bahwa masjid sebagai salah satu rumah ibadah dalam meningkatkan imunitas. Kami DKM menerapkan Prokes ketat tetapi itu membutuhkan bantuan dan perhatian,” tegasnya. RIF
sumber pakuanraya.com
Views: 9
COMMENTS